Kamis, 10 Maret 2011

API SEJARAH 2 Sungguh Luar Biasa


Pernah dinyatakan hilang dan terancam tidak jadi terbit ketika draft naskahnya “dicuri” oleh “peminjam tanpa permisi” saat seminar API SEJARAH di Gedung Juang ’45, Pemerintah Kotamadya Sukabumi. Salamadani sempat ketar- ketir dengan hilangnya draf buku itu, sebab dijadwalkan paling cepat terbit Februari 2010. Chief Editor Salamadani Pustaka Semesta Tasaro GK berharap naskah baru Api Sejarah Jilid II bisa diterbitkan. “Sekarang sedang disusun ulang sebagian, karena sampai sekarang draf yang dicuri itu tidak ada jejaknya.

Akhirnya berkat kegigihan dan kerja keras Kang Ahsa Cs di Salamadani Pustaka Semesta, dan tentunya spirit juang yang tak kenal lelah dari Bapak Ahmad Mansur Suryanegara untuk “Menuntaskan kepenasaran akan kebenaran sejarah Indonesia”, di bulan Maret 2010 “API SEJARAH 2” Alhamdulillah telah terbit dengan suguhan-suguhan yang sungguh luar biasa.

Bambang Trimansyah, Direktur PT Grafindo-Salamadani dalam kata pengantarnya di Buku API SEJARAH 2 mengungkapkan bahwa Api Sejarah 2 adalah kelanjutan bermakna dari buku Api Sejarah 1 yang telah mendapat respons luar biasa dari pembaca Indonesia. Buku yang tepat naik cetak menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad saw., 12 Rabi’ul Awwal 1431 H ini diharapkan menjadi salah satu buku yang merupakan sumbangsih seorang sejarawan Muslim modern dan penerbit Muslim yang moderat untuk mengawal arus perubahan besar bangsa dan dunia dengan “tidak sekali-kali melupakan sejarah”.

Sebagai “buku serial” Api Sejarah 2 melanjutkan kupasan sejarah Indonesia yang telah tersampaikan dalam Api Sejarah 1. Bila dalam Api Sejarah 1 muatan penjelasan sejarah Indonesia terbagi pada empat bab yang dimulai dengan “Pengaruh Kebangkitan Islam di Indonesia” yang dilanjutkan dengan “Masuk dan Perkembangan Agama Islam di Nusantara Indonesia” lalu memotret “Peran Kekuasaan Politik Islam Melawan Imperialisme Barat dan diakhiri dengan “Peran Ulama dalam Gerakan Kebangkitan Kesadaran Nasional (1900-1942)”, maka Api sejarah 2, rasa kepenasaran akan kebenaran sejarah Indonesia pasca 1942 sampai orde reformasi dikupas habis dengan membaginya pada 5 bab. Bab kelima sebagai kelanjutan Api sejarah 1 mengupas tentang “Peran Ulama Dalam Pembangunan Organisasi Militer Modern” dilanjutkan dengan “Peran Ulama Dalam Gerakan Protes Sosial dan Pemberontakan Tentara Pembela Tanah Air”, dua bab awal ini menunjukan peran ulama pada masa pendudukan Jepang. Bab Ketujuh dalam Api sejarah 2 Pak Mansur menyajikan kupasan tentang ” Peran Ulama Dalam Menegakan dan Mempertahankan Proklamasi” yang dilanjutkan dalam bab kedelapan “Peran Ulama Menegakan dan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia”, dua bab diatas berkenaan dengan pasang surut peran ulama dalam masa revolusi Indonesia dan masa orde lama. Bab kesembilan Api sejarah 2 menyajikan kupasan bernas tentang “Langkah Penyesuaian Ulama dan Santri Di Era Orde Baru dan Reformasi”.
Peristiwa, Tokoh dan Gagasan

Menyajikan rangkaian peristiwa, tokoh dan gagasan, yang kesemuanya berperan dalam menciptakan sejarah dalam sebuah buku sejarah bukan hal mudah. Dalam metode pembelajaran sejarah biasanya rangkaian peristiwa, tokoh dan gagasan diajarkan secara terpisah. Belajar sejarah pada tingkat awal biasanya didekati dengan mengenalkan peristiwa-peristiwa sejarah, selanjutnya belajar sejarah melalui tokoh-tokoh sejarah dan pada tingkat lanjut pembelajaran sejarah adalah dengan mendalami gagasan-gagasan yang tercipta dalam sejarah. “Api Sejarah” baik pada jilid pertama maupun kedua yang ditulis oleh Ahmad Mansur Suryanegara justru menyajikan ketiga hal yang berperan dan menciptakan sejarah yaitu peristiwa sejarah, tokoh sejarah dan gagasan-gagasan yang melatarbelakangi peristiwa dan tokoh sejarah itu.

Bagi yang belum terbiasa membaca tulisan sejarah yang menampilkan kompleksifitas ramuan antara peristiwa, tokoh dan gagasan biasanya rumit dan jelimet, ini yang saya rasakan dalam membaca Api Sejarah 1 dan 2 sehingga butuh waktu untuk terus bolak-balik, maju mundur dalam membacanya . Padahal sejarah naratif adalah sejarah deskriptif yang bukan sekedar menjejerkan fakta-fakta atau peristiwa, tetapi menurut Kuntowijoyo setidaknya kita temukan tiga hal dalam penulisan sejarah yaitu colligation yaitu inner connection atau hubungan dalam antar peristiwa sejarah, kedua plot yaitu cara mengorganisasi fakta-fakta menjadi satu keutuhan dan ketiga, struktur sejarah yaitu cara mengorganisasikannya sebagai “rekonstruksi yang akurat”.

Tema sentral yang ingin diungkap dalam Api Sejarah dari jilid 1 dan 2 adalah betapa Ulama memiliki peran penting dalam setiap masa sejarah di Indonesia sejak masuknya Islam di bumi Nusantara. Peran Ulama yang bukan sekedar pelengkap peristiwa tetapi yang menciptakan sejarah, yang membawa arah sejarah Indonesia sampai sekarang ini dan tentunya sebuah harapan dimana para Ulama zaman sekarang juga kudu punya peran penting dalam menciptakan sejarah selanjutnya.

Terjadinya depolitisasi Ulama, deislamisasi politik disetiap masa sejarah Indonesia baik masa penjajahan Belanda, masa pendudukan Jepang, masa orde lama, orde baru bahkan orde reformasi tidak menyurutkan langkah juang dari para Ulama untuk berperan aktif memajukan bangsa dan negara Indonesia.
Hijab Sejarah : Kepenasaran yang tak pernah tertuntaskan…

Entah ekspektasi yang berlebihan atau sebab ruang tulisan yang terbatas, apa yang termuat dalam Api Sejarah 2 dengan judul kecilnya “Buku yang akan Menuntaskan Kepenasaran Anda akan Kebenaran Sejarah Indonesia”, sebuah judul yang dramatis, bombastis, fantastis ternyata masih belum menuntaskan rasa penasaran itu. Masih banyak hijab sejarah yang belum terungkap secara jelas dan gamblang, banyak peristiwa yang dikupas secara singkat, gagasan-gagasan yang masih tersembunyi berkenaan latar belakang peristiwa itu. Sekali lagi mungkin ini dikarenakan ruang tulisan yang terbatas. Dari cakupan penulisan yang luas baik dari rentang masa peristiwa maupun dari kedalaman setiap peristiwa sejarah Indonesia saya yakin sebetulnya pak AMS bisa menulis Api Sejarah ini dengan membagi minimal sampai 5 jilid atau setidaknya pihak penerbit bisa membagi-bagi Api Sejarah secara tematik.

Tema yang loncat-loncat, peristiwa yang dikupas secara singkat, tokoh-tokoh sejarah yang diselipkan diantara tulisan dalam bentuk foto dan penjelasan singkat menandakan rasa kepenasaran ini belum tertuntaskan secara tas … tas… tas… Seolah pembaca hanya digiring pada satu tema “rekonstruksi sejarah” dengan satu gagasan yaitu peran Ulama dalam menegakan dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ada dua tema yang tadinya saya berharap dalam Api Sejarah 2 ini memiliki space ruang yang lebih luas untuk dibahas yaitu berkenaan dengan Gerakan NII dan Peristiwa PRRI-Permesta. Dalam Api Sejarah 2 AMS mengupas tentang NII dalam judul kecil “Problema TII dan NII” di halaman 328 dan “Proklamasi Darul Islam di Aceh” di halaman 342-346. Sementara peristiwa PRRI-Permesta secara singkat dibahas di halaman 377-381.

Yang menarik AMS mengungkapkan tentang TII bahwa “Problema Tentara Islam Indonesia- adalah sebagai tindakan kontra politik terhadap hasil peroendingan Renville yang dipimpin oleh Amir Sjarifoeddin, 1948 M. Selain itu pembentukan Tentara Islam Indonesia, menurut AMS bertujuan untuk menggagalkan Negara Pasoendan bikinan van Mook.

Adapun munculnya Proklamasi Negara Islam Indonesia- NII yang diproklamasikan oleh S.M. Kartosoewirjo, AMS berpendapat itu sebagai reaksi terhadap Roem-Royen Statements yang akan melahirkan Republik Indonesia Serikat dibawah Ratu Belanda. Dalam pandangan S.M. Kartosoewirjo pembentukan RIS itu statusnya sangat bertentangan dengan Republik Proklamasi 17 Agustus 1945. Sayangnya apa yang diungkapkan oleh AMS kurang di dukung oleh data-data primer yang menguatkan argumentasi beliau.

Dan masih banyak hal-hal yang lain yang sekali lagi masih ada pada ruang “hijab sejarah” yang belum menuntaskan rasa kepenasaran akan kebenaran sejarah Indonesia.

Walau bagaimanapun kurang lebihnya Api Sejarah jilid satu dan dua, saya harus sampaikan saluuuuuuut dengan empat jempol pada pak AMS yang secara lugas, cerdas dan berkualitas telah menyajikan sejarah Islam Indonesia sebagai khasanah historiografi Islam yang lahir dari buah karya sejarawan Muslim yang membangkitkan API Sejarah sebagai pelita ummat Islam untuk menjadi “Pelaku sejarah di abad 21″.

http://serbasejarah.wordpress.com/2010/04/09/api-sejarah-2-sungguh-luar-biasa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar